Letak geografis Provinsi Riau sangat strategis ditinjau dari pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara, lalu lintas barang dan jasa Internasional. Hal ini memberi dampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi daerah Provinsi Riau dan kemajuan peradaban dan teknologi, para investor akan mempunyai keuntungan yang lebih baik dalam membangun industri dan jasa pada kawasan ini, disamping Provinsi Riau mempunyai daerah yang sangat potensial untuk pertumbuhan industri dengan sumber daya alam yang besar, seperti perkebunan sawit yang sangat luas, pertambangan batubara, eksplorasi minyak, dan hutan produksi. Terjadinya pertumbuhan industri dan jasa yang semakin pesat seperti pada kawasan Barelang (Batam, Rempang, Galang) dan Sijori (Singapura, Johor, Riau), eksplorasi minyak oleh Caltex, cadangan minyak terbesar Asia di kepulauan Natuna akan menyebabkan penerapan teknologi modern semakin meningkat di Provinsi Riau.
Teknologi industri yang modern membutuhkan sumber daya manusia yang unggul. Sumber daya manusia yang unggul akan mampu bersaing dalam memperoleh kesempatan berperan dalam dunia industri. Sebaliknya apabila tidak mempunyai kemampuan akan menjadi penonton karena tidak dapat menguasai teknologi, akan menjadi masyarakat konsumtif yang akhirnya akan semakin jauh ketinggalan dalam teknologi karena secara tidak langsung akan menurunkan tingkat ekonomi dan kemampuan untuk menguasai teknologi. Sebelum terjadi hal demikian maka mulai saat ini masyarakat bersama pemerintah dan institusi pendidikan harus mendirikan lembaga pendidikan teknologi untuk dapat menampung masyarakat yang mempunyai tujuan memperoleh pendidikan teknik yang sangat berperan dalam segala sendi kehidupan baik industri maupun kehidupan masyarakat sehari-hari. Apabila telah menguasai teknologi maka akan terdapat kemudahan dalam kehidupan di era globalisasi saat ini, karena ikut berperan dan menentukan kebijakan dalam industri dan perekonomian.
Universitas Riau sebagai institusi pendidikan tinggi ternama di Provinsi Riau harus bertanggung jawab terhadap kebutuhan masyarakat yang membutuhkan teknologi tingkat magister khususnya di bidang Teknik Mesin. Magister Teknik Mesin sangat berperan dalam dunia industri dan sangat dibutuhkan dunia industri maupun masyarakat umumnya. Sementara penyelenggara pendidikan magister teknik mesin belum ada di propvinsi Riau. Sedangkan penduduk dan industri yang membutuhkan pendidikan Magister Teknik Mesin cukup besar jumlahnya, sehingga dimungkinkan jumlah penduduk yang mampu mengikuti perkembangan teknologi sangat sedikit dan semakin lama semakin jauh ketinggalan karena teknologi semakin cepat pekembangannya dan semakin jauh meninggalkan tradisi kehidupan masyarakat konvensional.
Fakultas Teknik Universitas Riau yang dibuka sejak September 1994 mulanya hanya mempunyai dua jurusan yaitu Teknik Kimia dan Teknik Sipil dengan jenjang S1 dan D3 yang sampai saat ini sudah berjalan selama 11 tahun.
Berdasarkan surat Direktur Pembinaan Sarana Akademis Dirjen Dikti No. 657/D2/96 tanggal 18 Maret 1996 maka disamping program diploma yang ada sekarang maka perlu segera dikembangkan dua program diploma baru yaitu Teknik Mesin dan Teknik Elektro yang setara dengan Politeknik.
Cikal bakal dari Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Riau bermula dari adanya bantuan dari Asian Development Bank ( ADB ) melalui Proyek Peningkatan Pendidikan Sains dan Keteknikan ( EEDP ) ADB Loan No.1432 INO pada pertengahan tahun 1996. Bantuan ini pada hakekatnya merupakan pembangunan fisik sarana dan prasarana Fakultas Teknik Universitas Riau yang akhirnya mengarah kepada pembukaan Program Studi baru, termasuk salah satunya yaitu Program Studi Teknik Mesin yang merujuk pada surat Dirjen Dikti No.657/D2/96 tanggal 18 Maret 1996 yang selanjutnya diperkuat oleh Surat Keputusan Rektor Universitas Riau sehingga akhirnya pada tahun ajaran baru 1998/1999 Program Studi Teknik Mesin FT. Universitas Riau telah mulai menerima mahassiwa baru untuk angkatan pertama. Setelah melalui perjuangan yang panjang ( yang sebelumnya sempat kontroversial ) maka pada tanggal 27 Oktober 2000 akhirnya keluarlah SK Pendirian Program Studi Teknik Mesin, berbarengan dengan SK Pendirian Fakultas Teknik Universitas Riau secara resmi oleh Depdiknas. Pada tahun 2008 resmi berdiri program studi sarjana (S1) teknik mesin.
Pembukaan Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Riau terasa mendesak karena meningkatnya kebutuhan akan sumber daya manusia dengan kualifikasi magister di bidang Teknik Mesin, baik dalam skala lokal, nasional maupun regional. Penerapan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang salah satu butirnya mensyaratkan dosen harus memiliki kualifikasi akademik minimum lulusan program magister (S2) untuk mengajar pada program diploma (D3) dan program sarjana (S1). Hal ini membawa implikasi perlunya dosen bergelar Magister. Berhubung untuk wilayah Sumatera khususnya Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Bangka-Belitung dan Sumatera Selatan, terdapat cukup banyak perguruan tinggi negeri dan swasta dengan program studi Teknik Mesin, yang membutuhkan calon dosen dengan kualifikasi minimal magister, maka kebutuhan terhadap lulusan Magister Teknik Mesin akan terus bertambah.
Demikian pula pada sektor industri, mulai adanya kebijaksanaan untuk meningkatkan sumber daya manusia dengan cara peningkatan kualifikasi akademik dari S1 ke S2. Hal ini dibuktikan dengan diberikannya peluang kepada staf karyawan beberapa BUMN untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Magister. Ini seiring dengan adanya aktifitas penelitian dan pengembangan (litbang) pada tingkatan perusahaan. terutama yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan peralatan pabrik dengan kandungan teknologi yang cukup tinggi. Hal ini juga berkaitan dengan program menuju kemandirian perusahaan dalam penguasaan teknologi. Kebijaksanaan tersebut juga akan menghasilkan SDM yang berpendididkan S2 Teknik Mesin.
Selain itu, sejak tahun 2004 mulai digulirkan undang-undang RI No. 32 tahun 2004 tentang OTODA dimana pengembangan rencana strategis jangka menengah dan panjang dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri mulai dari tingkat kabupaten/kota sampai dengan propinsi. Kondisi ini memerlukan peningkatan kualifikasi sumber daya manusia dari S1 ke S2 dalam jumlah yang cukup banyak. Dewasa ini banyak pemda propinsi dan kabupaten/kota mendorong dan membiayai pegawainya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, terutama kejenjang pendidikan magister. Sebagai contoh, Pemda Riau menganggarkan beasiswa magister dan doktor untuk 30 orang staf per tahun. Pegawai Pemda yang berlatar belakang S1 Teknik Mesin dan Teknik Industri dapat pula memanfaatkan beasiswa ini untuk melanjutkan studi ke Program Magister Teknik Mesin Universitas Riau.
Tingginya kebutuhan terhadap sumber daya manusia dengan kualifikasi Magister seperti yang diungkapkan di atas, belum diimbangi dengan jumlah program magister yang tersedia di perguruan tinggi dengan akreditasi mencukupi. Sebagai contoh, untuk wilayah Sumatera, hanya terdapat satu program magister di bidang Teknik Mesin yang di selenggarakan oleh Universitas sumatera Utara dan Universitas Riau. Oleh karena itu pembukaan program Magister Teknik Mesin di Universitas Riau sangat dibutuhkan, bukan hanya untuk menampung calon mahasiswa Magister Teknik Mesin dari Riau, tetapi juga dari wilayah sekitarnya seperti dari Propinsi Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Untuk saat ini dosen tetap pada Program Studi Teknik Mesin ada sebanyak 24 orang, dengan rincian 6 orang telah berpendidikan S3 dari dalam negeri, Inggris, Jepang dan Malaysia, sedang tugas belajar S3 sebanyak 3 orang, dan 18 orang berpendidikan S2 yang berasal dari dalam dan luar negeri. Sedangkan tenaga teknisi yang nanti dipersiapkan dalam pengelolaan laboratorium. Untuk tenaga dosen tetap dan teknisi ini secara bertahap diusulkan penerimaannya.
Terselenggaranya pendidikan magister teknik mesin diharapkan mampu menjawab tantangan kehidupan masyarakat di era globalisasi. Penguasaan teknologi di bidang Teknik Mesin menjadikan masyarakat dapat menguasai dan mengikuti perkembangan industri modern. Perkembangan industri modern sejalan dengan perkembangan teknologi permesinan, karena teknik mesin merupakan komponen utama dalam proses terbentuknya industri modern. Peradaban masyarakat juga akan berkembang pesat dengan kebudayaan Melayu yang dinamis dan diliputi suasana agamis dengan dukungan sumber daya manusia yang unggul dan profesional di bidangnya.
Fakta-fakta tersebut di atas dijadikan sebagai faktor pendukung dan parameter dalam analisis kelayakan untuk membuka Program Magister Teknik Mesin di Universitas Riau. Hal lain yang juga dipertimbangkan adalah pembukaan program studi ini diusahakan tidak menimbulkan beban pemerintah dari aspek finansial dan meminimalkan dampak sosialnya dalam bentuk timbulnya pengangguran baru bagi alumni yang dihasilkannya. Beberapa hal yang mendukung prospek pekerjaan bagi lulusan program studi ini dapat dijelaskan pada bagian selanjutnya.